Jumat, 22 Mei 2015

PSIKOLOGI PENDIDIKAN - MOTIVASI BELAJAR

A.    MOTIVASI BELAJAR
a.      Pengertian Motivasi dan Motivasi Belajar
APA MOTIVASI ITU?
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang penuh energy, terarah dan bertahan lama.[1] Motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.[2]
Sedangkan pengertian dari motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick J.Mc.Donald dalam H Nashar, 2004:39). Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42)
Jadi, bisa disimpulkan bahwa motivasi adalah  dorongan atau rangsangan psikologis seseorang untuk belajar secara sungguh-sungguh, penuh konsentrasi sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Contoh :
 Lance Amstrong adalah pembalap sepeda yang hebat tetapi kemudian dia di diagnosis mengidap penyakit kanker pada 1996. Peluang kesembuhannya diperkirakan kurang dari 50% saat pembalap itu mengikuti kemoterapi dan emosinya memburuk. Akan tetapi, lance pulih dari penyakit itu dan bertekad untuk memenangkan lomba tour de france sejauh kurang lebih 2.000 mil, sebuah lomba balap sepeda paling bergengsi di dunia, hari demi hari lance berlatih keras dan terus bertekad memenangkan lomba sepeda itu. Lance kemudia menang lomba balap sepeda tersebut bukan hanya sekali tetapi empat kali menjuarai lomba tersebut.
a.      Perspektif tentang motivasi
Perspektif psikologis  menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula. Di bawah ini di bahas tentang 4 perspektif yaitu behavioral, humanistis, kognitif,sosial.
 a.     Perspektif Humanistik
Perspektif humanistik menitik beratkan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih tujuan mereka. Perspektif ini berhubungan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai  berikut:
b.      Perspektif Kognitif
                  Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan mengarahkan motivasi mereka. Minat ini berfokus pada ide-ide motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalaan, terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi), dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif.
Jadi, perspektif behavioris memandang motivasi sebagai konsekuensi dari insentif eksternal, sedangkan perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan. Perspektif kognitif merekomendasikan agar murid diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung-jawab untuk mengontrol prestasi mereka sendiri.
c.       Perspektif Sosial
                  Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, yaitu kebuthuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat,keterikatan mereka dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Contoh: Seorang mahasiswa yang senang berteman dengan mahasiswa lain karena teman-temannya yang baik akan termotivasi untuk sering datang ke kampus (kuliah) karena ia merasa nyaman saat dia bersama teman-temannya dan itu dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
d.      Perspektif Behavioral
                   Perspektif behavioral menitik beratkan pada reward dan punishment eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi seseorang. Insentif adalah peristtiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memeotivasi perilaku seseorang. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang baik dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer dkk, 2000).[3]
B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR
Ada beberapa faktoryang mempengaruhi proses dan hasil belajar (Ahmadi, 2005), yaitu:
                  a. Faktor raw input (faktor siswa itu sendiri) dimana tiap anak memiliki kondisi                  yang berbeda-beda dalam kondisi sosiologis dan kondisi psikologis.
                  b.   Faktor environmental input (faktor lingkungan) baik lingkungan alami maupun             lingkungan sosial.
                  c.  Faktor instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri dari kurikulum,                program/bahan pengajaran, sarana dan fasilitas serta tenaga pengajar (guru).
                  Motivasi sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi menimbulkan,            mendasari, dan menggerakan perbuatan belajar. Motivasi belajar bisa menurun akibat ambisi orang tua atau sistem peringkat di sekolah. Motivasi menggerakan individu, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan idividu. Mempelajari motivasi maka akan ditemukan mengaapa individu berbuat sesuatu karaena motivasi individu yidak dapat diamati secara langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu dalam bentuk    tingkah laku yang nampak pada individu setidaknya akan menjadi mendekati kebenaran apa yang menjadi motivasi individu bersangkutan.[4]
C.    MOTIVASI BERPRESTASI
            Motivasi merupakan suatu istilah yang menunjukkan pada kekuatan tarikan dan     dorongan, yang akan menghasilkan kegigihan perilaku yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Motivasi dan motif sering dipakai dengan pengertian yang sama (Morgan, dalam Sukadji 1993). Menurut Santrock (2007) motivasi adalah proses yang  memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku.
            McClelland (dalam Djiwandono, 2002) mengemukakan bahwa manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya sering sekali dipengaruhi oleh berbagai motif. Motif tersebut berkaitan dengan keberadaan dirinya sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial yang berhubungan dengan lingkungannya. Motif yang dikemukakan oleh McClelland salah satunya yaitu motivasi untuk berprestasi.
            Motif untuk berprestasi (achievement motive) adalah motif yang mendorong  seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan (standard of excellence), baik berasal dari standar prestasinya sendiri (autonomous standars) diwaktu lalu ataupun prestasi orang lain (social comparison standard). McCleland secara terperinci pada teori motivasi berprestasinya yang dikutip Basuki (2007) menyatakan “motivasi berprestasi bermakna suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dengan sebaik- baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji”.
            Berdasarkan uraian diatas motivasi berprestasi yang digunakan dalam penelitian ini            dapat diartikan sebagai motif yang mendorong siswa untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing di bidang akademis dengan suatu ukuran keunggulan (standard of excellence)[5]. Jika disekolah  motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri  seseorang baik itu dari dalam ataupun dari luar          untuk melakukan aktivitas berupa belajar dan aktivitas lainnya dengan semaksimal mungkin dan bersaing berdasarkan standar keunggulan agar mencapai prestasi dengan  predikat terpuji atau predikat unggul.
D.    PERANAN ATAU MANFAAT MOTIVASI
            Berikut beberapa peranan atau manfaat motivasi
1.      Sardiman AM (1996 : 86) menjelaskan terdapat (tiga) fungsi motivasi, antara lain :
a.       Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b.      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c.       Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
2.      Pandangan lain mengenai fungsi motivasi dikemukakan oleh Kartini Kartono (2002 : 17), bahwa motivasi berfungsi sebagai alasan dasar, pikiran dasar, gambaran dan dorongan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena motivasi berpengaruh besar sekali terhadap tingkah laku
manusia dalam merealisasikan keinginan-keinginan yang ada pada dirinya.
3.      Sedangkan menurut Djudju Sudjana (2000 : 156) menguraikan tujuan motivasi yang terdapat dalam diri seseorang, sebagai berikut : Motivasi pada dasarnya bertujuan menggerakkan seseorang atau kelompok orang dengan menumbuhkan dorongan atau motive dalam diri orang atau kelompok orang tersebut untuk melakukan tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Dari beberapa pendapat mengenai Manfaat atau peranan motivasi dalam belajar          di atas, maka  dapat disimpulkan beberapa manfaat motivasi yaitu :
1. Membuat anak bersemangat dalam belajar.
2. Mata pelajaran yang duluhnya tidak disukai murid bias menjadi mata pelajaran yang  
    paling disukainya.
3. Anak menjadi lebih kreatif dalam belajar, misalnya menyusun jadwalnya dengan  
    baik dan benar.
4. Anak menjadi rajin dalam mengerjakan tugas, membaca,menulis dan sebagainya.
5. Membuat anak menjadi lebih aktif.
6. Dengan memotivasi anak kita tidak perlu memaksakan si anak dalam belajar. Karena
    melalui motifasi yang baik dan benar dengan sendirinya si anak akan belajar karena  
   didorong oleh motivasi.
7. Guru tidak perlu menggunakan kekerasan dalam menyuruh anak untuk belajar,
    cukup dengan memotivasi anak tersebut.
8. Tanpa di awasi oleh guru atau pun orang tua si anak dapat belajar dengan baik.
9. Dengan motivasi siswa akan mengetahui dengan jelas makna dalam belajar.
10. Anak akan lebih fokus dalam mengembangkan kemampuannya atau pun bakatnya.
11. Anak akan mengurangi sikap yang kurang menguntungkan atau kurang baik,
      misalnya bermain atau menonton tv.
12. Anak yang gagal mengerjakan sesuatu, tidak akan menyerah dan mencobanya lagi           dengan adanya dorongan motivasi (pantang menyerah). Dengan melihat daftar manfaat atau peranan motivasi itu dapat disimpulkan bahwa ternyata motivasi itu sangat berperan dalam proses belajar. Kita bias bayabgkan kalau dalam proses belajar   tidak ada yang namanya motivasi, siswa akan malas dan tidak bersemangat dalam  belajar.[6]
   Motivasi belajar tidak hanya penting bagi peserta didik akan tetapi penting juga bagi         pendidik. Pentingnya Motivasi Belajar Bagi Peserta Didik Sebagai Berikut :
1.      Menyadarkan kedudukan pada awal belajar , proses dan hasil akhir .
2.      Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar.
3.      Mengarahkan kegiatan belajar
4.      Membesarkan semangat belajar
5.      Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.
            Manfaat Motivasi Bagi Pendidik :
1.      Membangkitkan , meningkatkan dan memelihara semangat peserta didik untuk belajar sampai berhasil
2.      Mengetahui dan memahami motivasi belajar peserta didik di kelas
3.      Meningkatkan dan menyadarkan pendidik untuk memilih satu diantara bermacam- macam peran
4.      Memberi peluang pendidik untuk “ Unjuk Kerja ”[7]
E.     UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
            Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam  belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk  memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasibelajar siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa petunjuk untuk meningkatkan  motivasi belajar siswa.
            a. Memperjelas Tujuan yang Ingin Dicapai
            Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa.          Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:29). Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
            b. Membangkitkan Minat Siswa
            Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yang logis untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365).[8] Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa   pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai         pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Anni, dkk., 2006:186).[9]
            c. Ciptakan Suasana yang Menyenangkan Dalam Belajar
            Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang            menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat  melakukan hal-hal yang lucu.
            d. Mengguanakan Variasi Metode Penyajian yang Menarik
            Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa- siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar (Yamin, 2009:174). Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan membangitkan rasa ingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnya            siswa akan termotivasi dalam pembelajaran. Motivasi instrinsik untuk belajar sesuatu        dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik, dan juga        penggunaan variasi metode pembelajaran. Misalnya, untuk membangkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara pemutaran film, mengundang pembicara           tamu, demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan peran, belajar melalui radio,      karya wisata, dan lainnya (Anni, dkk., 2006:186-187 : Hamalik, 2009:168).
            e. Berilah Pujian yang Wajar Setiap Keberhasilan Siswa
            Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian          dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia      juga senang dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Sanjaya,2009:30 ; Hamalik, 2009:167).
            Namun begitu, pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan karena akan terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang    keluar dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan     penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah dan Zain, 2006:152).[10]
            f. Berikan Penilaian
            Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka             belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31).
            Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak        memilki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para    siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).[11]
            g. Berilah Komentar Terhadap Hasil Pekerjaan Siswa
            Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar       yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:21). Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang harus            dikerjakan segera, maupun tugas-tugas yang berlangsung terus menerus (Prayitno,             1989:17). Sebaliknya pemberian celaan kurang menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bahkan menimbulkan efek psikologis yang lebih jelek.
            h. Ciptakan Persaingan dan Kerjasama
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan           proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan        sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu. Namun demikian, persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yeng memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antar kelompok. Selain persaingan antar siswa lebih banyak pengaruh buruknya daripada baiknya terhadap perkembangan kepribadian siswa. Persaingan antara diri sendiri dapat dialakukan dengan cara memeri kesempatan kepada siswa untuk mengenal kemajuan-kemajuan yang telah diucapai sebelumnya dan apa yang dapat dicapai pada pada waktu berikutnya (Prayitno, 1989:22-230). Misalnya guru membuat dan memberi tahu grafik kemajuan belajar siswa.Untuk mengembangkan motivasi belajar, guru harus berusaha membentuk kebiasaan siswanya agar secara berangsur-angsur dapat memusatkan perhatian lebih lama dan bekerja keras (Isjoni, 2008:162). Oleh karena itu,usaha dan perhatian guru yang besar lebih diperlukan untuk membimbing siswa-siswa yang memiliki pencapaian rendah agar mereka memiliki motivasi belajar yang baik.
Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar diatas, adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif  seperti memberikan hukuman, teguran dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat dan menantang (Sanjaya, 2009:31). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa digunakan dalam kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara negatif lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkakn motivasi dengan cara negatif dihindari.


[1] John W. Santrock, psikologi pendidikan, jilid 2, Jakarta, fajar interpratama mandiri, 2004,hlm 510
[2] Sardiman,A.M.2000.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Grafindo Persada.
[3] John W. Santrock, psikologi pendidikan, jilid 2, Jakarta, fajar interpratama mandiri, 2004, hlm 511-513
[4] Ibid
[5] S Daud. Landasan Teori. 8april 2015. Pukul 22.00 WIB. Chapter II.Pdf
[6] Rante,Hesron Tiku. Peranan Motivasi Dalam Belajar. https://hesronfree.wordpress.com.
Diakses  tgl 10 April 2015 Pukul: 14.40
[7]Anggi,Cahyani dkk. Peranan Motivaaasi Dalam Proses Belajar Dan Pembelajaran. imadiklus.com/peranan-motivasi-dalam-proses-belajar-dan-pembelajaran/Peranan Motivasi dalam Proses Belajar dan
Pembelajaran. Diakses pada tgl 10 April 2015 pukul 15.12
[8] Djiwandono, S.E.W. 2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta :Grasindo. hal 365
[9] Anni, Catharina T., dkk..2006. Psikologi Belajar. Semarang :Unnes Press.hal 186
[10] Djamarah, S.B, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar-Mengajar(Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta. hal 152
[11] Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajara N.Jakarta :PT Bumi Aksara. hal. 168

Tidak ada komentar:

Posting Komentar