ASPEK SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
Makalah ini disusun sebagai tugas
mata kuliah “Pengantar Studi Islam”
Dosen Pengampu :
Dr. Dimyati, M.Ag
Disusun
oleh :
Atika
Kheirini Selsy (11140182000008)
Nabilah
Zata Yumni Fitri (111401820000)
Syahrina
Rahmaniah (11140182000028)
Manajemen
Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2014
KATA
PENGANTAR
Alhamdulilahirrobilalamin.
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat kepada
penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Aspek Sejarah dan Kebudayaan Islam” dalam mata kuliah “Pengantar Manajemen Pendidikan”
tepat pada waktunya.
Makalah ini
dibuat dengan tujuan supaya mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan ke dalam
tindakan real berupa makalah, karya ilmiah, skripsi, thesis dan desertasi.
Kemudian
penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah, baik dari materi maupun teknik
penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penyusun. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
Ciputat,
29 September
2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................
i
DAFTAR ISI.........................................................................................
ii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................
1
A. Latar Belakang.......................................................................
1
B. Rumusan Penulisan................................................................
1
C. Tujuan Penulisan....................................................................
1
D. Metode Penulisan...................................................................
2
E. Sistematika Penulisan.............................................................
2
BAB
II :
PEMBAHASAN...................................................................
3
A. Periode
Klasik : 650 – 1250 M..............................................
3
B. Periode
Pertengahan : 1250 – 1800 M................................... 6
C. Periode
Modern : 1800 M......................................................
9
BAB
III :
PENUTUP.............................................................................. 10
Kesimpulan................................................................................. 10
Daftar Pustaka........................................................................................
11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Tahun Islam
dimulai dengan hijrah Nabi Muhammad SAW dari mekkah ke madinah di tahun 622 M.
DI Mekkah terdapat kekuasaan kaum Quraisy yang kuat dan yang pada waktu itu
belum dapat dipatahkan Islam. Di Medinnah sebaliknya tidak terdapat kekuasaan
ditangan beliau, Islampun lebih mudah dapat disebarkan sehingga akhirnya Islam
pernah menguasai daerah – daerah yang dimulai dari Spanyol di sebelah Barat
sampai ke Filipina di sebelah Timur, dan dari Afrika Tengah disebelah Selatan
sampai ke Danau Aral di sebelah Utara.
Sejarah
Islam sekarang telah berjalan dekat 14 abad lamanya. Sebagai halnya dengan
sejarah setiap umat, sejarah Islam dapat dibagi ke dalam periode klasik,
periode pertengahan, dan periode modern.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
permasalahan yang dipaparkan di atas, maka pemakalah dapat merumuskan
pembahasan, sebagai berikut :
1. Apa
saja yang terjadi dalam Periode Klasik, Periode Pertengahan dan Periode Modern
?
C. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan
Umum
a.
Untuk mengetahui dan memahami apa saja
yang terjadi dalam Periode Klasik, Periode Pertengahan, dan Periode Modern.
2.
Tujuan
Khusus
Yaitu untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar Studi Islam.
D.
Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis
menggunakan beberapa metode untuk memperoleh hasil data, yaitu :
a.
Metode
Studi Pustaka
Dalam metode ini, para penulis mengadakan
tinjauan langsung ke perpustakaan secara terperinci untuk mengumpulkan data
yang menjadi sumber tertulis, seperti buku bacaan yang referensinya sesuai
judul makalah
b.
Metode
Diskusi
Dalam metode ini, para penulis
berdiskusi atau saling tukar pikiran dengan teman.
c.
Metode
Elektronik
Dalam metode ini, para penulis
menggunakan media elektronik sebagai salah satu penyelesaian makalah serta
mencari sumber bacaan yang berkualitas di internet.
E. Sistematika Penulisan
Dalam
menyusun makalah ini, penulis menyusun secara sistematis supaya isi makalah
dapat dipahami. Makalah ini terdiri dari 3 BAB, yaitu :
I.
Pendahuluan,
yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
II.
Pembahasan,
membahas Periode
Klasik : 650 – 1250 M, Periode Pertengahan : 1250 – 1800 M,
Periode
Modern : 1800 M
III.
Penutup,
yaitu kesimpulan
BAB
II
PEMBAHASAN
I.
PERIODE
KLASIK
Periode pertama,
atau periode Klasik dimulai dari masa Rasulullah hingga jatuhnya pemerintahan Bani
Abbas di Baghdad. Periode ini ditandai dengan upaya perintisan perkembangan dan
kemajuan puncak yang pertama peradaban Islam (650-1000 M). Berikutnya masa
disintegrasi (1000-1250 M). Periode klasik ini diwakili oleh kekhalifahan Nabi
Muhammad di Haramain (Makkah dan Madinah), Khulafa’ al-Rasyidin di Madinah,
Dinasti Bani Umayyah di Damaskus, dan kemudian Dinasti Bani Abbas di Baghdad.
Pada periode ini, masa dan prestasinya lebih banyak daripada periode-periode
yang lain.
Pada periode
klasik (650-1250 M), Islam mengalami dua fase penting :
1) Fase
ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M).Di fase inilah Islam
di bawah kepemimpinan para khalifah mengalami perluasan pengaruh yang sangat
signifikan, kearah barat melalui Afrika Utara Islam mencapai Spanyol dan ke
arah timur melalui Persia Islam sampai ke India.
2) Fase
disintegrasi (1000-1250 M) yang ditandai dengan perpecahan dan kemunduran
politik umat Islam hingga berpuncak pada terenggutnya Baghdad oleh bala tentara
Hulagu di tahun 1258 M.
a. Masa Nabi Muhammad
Nabi Muhammad menerima wahyu dari
Malaikat Jibril ketika beliau berusia 40 tahun, pada mulanya beliau berdakwah
secara sembunyi-sembunyi kepada keluarga dan sahabat dekat beliau. Sehingga
mereka meyatakan masuk Islam dan dikenal sebagai “Assabiquna al-Awwaluun”.
Kemudian turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka dan
mendapat dukungan dari pamannya, akan tetapi beliau mendapatkan tantangan dari
kaum Quraisy, semakin banyak pengikut Nabi Muhammad, semakin gencar mereka
mencegah dakwah Rasulullah Saw. Beliau tetap pada pendiriannya.
b. Masa
Kepemimpinan Khilafah Rasyidah
Setelah Rasulullah Saw meninggal
dunia pada tahun 632 M, beliau digantikan oleh keempat orang sahabat terdekat,
yakni Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Mereka kemudian dikenal dengan Khulafa’
al-Rasyidin, berarti para khalifah yang mendapat petunjuk dari Allah. Disebut
demikian oleh karena, dibanding dengan rata-rata khalifah setelahnya, mereka
masih konsisten menjaga apa yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw berupa
akhlak dan petunjuk-petunjuk Allah khususnya dalam menjalankan kekhalifahannya.
Abu bakar menjadi khalifah pertama
yang menggantikan Rasulullah Saw melalui musyawarah oleh para tokoh dari kaum
muhajirin dan anshar yang kemudian membaiatnya. Abu Bakar menjadi khalifah
hanya dua tahun. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam
negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang
tidak mau tunduk kepada pemerintah Madinah, mereka menganggap bahwa perjanjian
yang dibuat dengan Nabi Muhammad Saw, dengan sendirinya batal setelah Nabi
wafat. Karena sikap keras dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama
dan pemerintahan, Abu bakar menyelesaikan persoalan ini dengan perang Riddah
(perang melawan kemurtadan).
Ketika Abu Bakar
sakit dan merasa dekat dengan ajalnya, Abu Bakar bermusyawarah dengan para pemuka
sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya. Di zaman Umar inilah
gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, sehingga
wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi jazirah Arabia, Palestina, Syria,
sebagian besar wilayah Persia dan Mesir. Umar memerintah selama sepuluh tahun
(13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Umar tidak
menempuh jalan yang dilakukan oleh Abu Bakar. Dia menunjuk enam orang sahabat
untuk bermusyawarah sehingga terpilihlah Usman sebagai khalifah.
Pemerintahan Usman berlangsung
selama 12 tahun, di Masa pemerintahan Usman (644-655 M), Armenia, Tunisia,
Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan
Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai disini.
Kepemimpinan Usman berbeda dengan kepemimpinan Umar, ini mungkin karena umurnya
yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut.
Salah satu faktor yang menyebabkan rakyat kecewa dengan kepemimpinan Usman
adalah kebijakannya yang mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi.
Setelah Usman wafat, masyarakat
beramai-ramai membaiat Ali, Ali memerintah hanya enam tahun. Selama
pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Dia yakin bahwa
pemberontakan terjadi karena para gubernur yang diangkat oleh Usman, sehingga
Ali memecat mereka. Ali juga menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan
Aisyah karena Ali tidak mau menghukum pembunuh Usman. Bersamaan dengan itu
kebijakan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di
Damaskus, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa
kehilangan kedudukan dan kejayaan. Akhirnya pasukan Ali bertemu dengan pasukan
Mu’awiyah di Shiffin yang diakhiri dengan tahkim (arbitrase). Tapi tahkim tidak
menyelesaikan masalah sehingga muncul golongan yang keluar dari barisan Ali
(Khawarij) yang mana Ali dibunuh oleh salah satu anggota khawarij ini.
c. Khilafah Bani Umayyah
Memasuki masa kekuasaan Muawiyah
yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah. Pemerintahan yang bersifat demokratis
berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Kekahalifahan Bani
Umayyah diperoleh melalui kekrasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan
pemilihan atau suara terbanyak. Kepemimpinan ini dimulai ketika Mu’awiyah
mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid.
Mu’awiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Byzantium.
Kekuasaan Bani
Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota negara dipindahkan dari Madinah
ke Damaskus. Tempat ia berkuasa sebagai gubernur sebelumnya. Khalifah-khalifah
besar Dinasti Bani Umayyah ini adalah Mu’awiyah ibn Abi Sufyan (661-680 M), Abd
al-Malik ibn Marwan (685-705 M), al-Walid ibn Abdul Malik (705-715 M), Umar ibn
Abdul Aziz (717-720 M), dan Hasyim ibn Abdul al-Malik (724-743 M).
Ekpansi yang terhenti pada masa
khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh dinasti ini. Di zaman
Mu’awiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Disebelah timur, Mu’awiyah dapat
menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afghanistan sampai ke
Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan ke ibukota Byzantium,
Konstantinopel. Kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik, dia mengirim
tentara menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balkh, Bukhara,
Khawarizm, Ferghana dan Samarkand.
Ekspansi ke Barat secara
besar-besaran dilanjutkan oleh al-Walid ibn Abdul Malik. Mulai dari ekspedisi
militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada
tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditaklukkan, Tariq bin Ziyad,
pemimpin pasukan Islam. Dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan
antara Maroko dan benua Eropa. Ditempat yang sekarang dikenal dengan Gibraltar
(jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Kemudian menyusul dengan
kota-kota lain seperti Seville, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibukota
Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova.
Dengan keberhasilan Ekspansi ke
beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani
Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika
Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia,
Afghanistan, Pakistan, Purkmenia, Uzbek dan Kirgis di Asia Tengah.
d. Khilafah Bani Abbas
Kekuasaan
dinasti Bani Abbas, atau Khilafah Abbasiyah, sebagaimana disebutkan untuk melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan khilafah
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa diansti ini adalah keturunan
al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah
al-Shaffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya
berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari tahun 132 H (750 M) s.d. 656
H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan
berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya.
Pada
periode pertama pemerintahan Bani Abbas mencapai masa keemasannya. Secara
politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat
kekuasaan politik dan agama sekaligus. Pada mulanya ibukota negara adalah al-Hasyimiyah,
dekat Kufah. Namun, untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang
baru berdiri itu, al-Mansyur memindahkan ibukota negara ke kota yang baru
dibangunnya, Baghdad, dekat bekas ibukota Persia, Ctesiphon, tahun 762 M.
Masa ini
juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan (di bidang agama maupun non
agama)
dan kebudayaan. Dalam bidang hukum dikenal para
imam mazhab seperti Malik, Abu Hanifah, Syafi’I dan Ibn Hanbali. Di bidang teologi dikenal tokoh-tokoh, seperti Abu Hasan al-Asy’ari,
al-Maturidi, Wasil Ibn Atha’ al-Mu’tazili, Abu al-Huzail, al-Nazzam dan
al-Juba’i. dibidang ketasawufan dikenal Dzunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami,
al-Hallaj dan lainnya lagi. Sementar dalam bidang filsafat dan Ilmu
Pengetahuan, kita mengenal al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Maskawih, Ibn
al-Haytsam, Ibn Hayyan, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi.Perguruan Tinggi
yang didirikan dizaman ini adalah Bait Al Hikmah di Baghdad dan Al Azhar di
Kairo yang hingga kini masih harum namanya sebagai universitas Islam yang
tertinggi diseluruh dunia.
Demikianlah
kemajuan politik dan kebudayaan yang pernah dicapai oleh pemerintahan Islam
pada masa klasik, kemajuannya yang tidak ada tandingannya di kala itu. Pada
masa ini, kemajuan politik berjalan seiring dengan kemajuan peradaban dan
kebudayaan, sehingga
Islam mencapai masa keemasan, kejayaan dan
kegemilangan. Masa ini mencapai puncaknya terutama pada masa kekuasaan Bani
Abbas periode pertama, Namun sayang, setelah periode ini berakhir, Islam
mengalami masa kemunduran.
e. Masa Disintegrasi
Masa
disintegrasi (1000-1250 M) dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi
pada akhir zaman bani umayyah, tetapi memuncak di zaman Bani Abbasiyah. Wilayah
kekuasaan Bani Umayyah, dari awal berdirinya sampai masa keruntuhannya, sejajar
dengan batas-batas wilayah kekuasaan Islam. Hal ini tidak seluruhnya benar
untuk diterapkan pada pemerintahan Bani Abbas. Kekuasaan dinasti ini tidak
pernah diakui di Spanyol dan seluruh Afrika Utara, kecuali Mesir yang bersifat
sebentar-sebentar dan
kebanyakan bersifat nominal. Secara riil,
daerah-daerah itu berada di bawah kekuasaan gubernur-gubernur propinsi
bersangkutan. Hubungannya dengan khalifah ditandai dengan pembayaran upeti.
Akibat kebijakan yang lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam
dari persoalan politik itu, propinsi-propinsi tertentu di pinggiran mulai lepas
dari genggaman penguasa Bani Abbas.
Pada
masa pemerintahan Bani Abbas, tidak ada usaha untuk merebut jabatan khilafah
dari tangan Bani Abbas. Yang ada hanyalah usaha merebut kekuasaannya dengan membiarkan jabatan khalifah tetap
dipegang Bani Abbas,. Hal ini terjadi karena khalifah sudah dianggap sebagai
jabatan keagamaan yang sakral dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Sedangkan
kekuasaan dapat didirikan di pusat maupun di daerah yang jauh dari pusat
pemerintahan dalam bentuk dinasti-dinasti kecil yang merdeka. Khalifah-khalifah
Bani Abbasiyah tetap diakui, tetapi kekuasaan dipegang oleh sultan-sultan
Buwaihi. Kekuasaan dinasti Buwaihi atas Baghdad kemudian dirampas oleh Dinasti
Seljuk. Seljuk adalah seorang pemuka suku bangsa Turki yang berasal dari
Turkestan. Saljuk dapat memperluas daerah kekuasaan mereka sampai ke daerah
yang dikuasai dinasti Buwaihi. Dan semenjak itu sampai sekarang Asia kecil
menjadi daerah Islam.
Dengan
jatuhnya asia kecil ke tangan Dinasti Seljuk, jalan naik haji ke Palestina bagi
umat Kristen di Eropa menjadi terhalang. Untuk membuka jalan itu kembali Paus
Urban II berseru kepada umat Kristen di Eropa di tahun 1095 M supaya mengadakan
perang suci terhadap Islam. Perang salib pertama terjadi antara tahun 1096 M
dan 1099 M, perang salib kedua antara tahun 1147 M dan 1149 M yang diikuti lagi
oleh beberapa perang salib lainnya, tetapi tidak berhasil merebut palestina dari
kekuasaan Islam.
Di abad
duapuluh inilah baru palestina jatuh ke tangan Inggris sesudah kalahnya Turki
dalam perang dunia pertama. Perpecahan di kalangan umat Islam menjadi besar.
Ekspansi Islam di zaman ini meluas ke daerah yang di kuasai Byzantium di barat,
ke daerah pedalaman di timur dan Afrika melalui gurun Sahara di selatan.
Dinasti seljukah meluaskan daerah Islam sampai ke Asia kecil dan dari sana
kemudian diperluas lagi oleh dinasti Usmani ke Eropa timur. Di India Ekspansi
Islam diteruskan oleh Dinasti Gaznaw.
II.
PERIODE
PERTENGAHAN 1250 – 1800 M
Periode ini
dibagi ke dalam 2 masa, yaitu : Masa Kemunduran I dan Masa 3 Kerajaan Besar.
1. Masa Kemunduran I : 1250 – 1500 M
Pada masa ini, terjadi peperangan dan
usaha - usaha untuk menaklukan dan menjatuhkan kerjaan Islam di berbagai daerah. Berikut
adalah berbagai upaya penaklukan yang dilakukan.
·
Di
zaman ini Jengis Khan dan keturunannya datang membawa pengahncuran ke dunia
Islam. Jengis Khan berasal dari Mongolia. Setelah menduduki Peking di tahun
1212 M, ia mengalihkan serangan – serangannya ke arah Barat. Satu demi satu
kerajaan – kerajaan Islam jatuh ke tangannya, kemudian meneruskan serangan –
serangannya ke Eropa dan Rusia.
·
Serangan
ke Baghdad dilakukan oleh cucunya, Hulagu Khan. Setelah mengalahkan Khurasan di
Persia, kemudian ia menghancurkan Hasy-syasyin di Alumut. Perintah untuk
menyerah diabaikan oleh Khalifah Musta’sim dan kota Baghdad di kepung. Dan
akhirnya Benteng ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan. Khalifah, keluarga
dan penduduk dibunuh. Kemudian Hulagu meneruskan serangannya ke Suria, kemudian
memasuki Mesir. Baghdad dan daerah yang ditaklukan Hulagu selanjutnya
diperintah oleh Dinasti Ilkhan, yang merupakan gelar yang diberikan kepada
Hulagu. Daerah yang dikuasai Dinasti ini adalah daerah yang terletak antara
Asia Kecil di Barat dan di India Timur. Kerajaan yang dibentuk Hulagu akhirnya
pecah menjadi beberapa kerajaan kecil, diantaranya Kerajaan Jaylar dengan
ibukota Baghdad, Kerajaan Salghari dan Kerajaan Muzaffari di Paris.
·
Timur
Lenk (masih keturunan Jengis Khan) dapat menguasai Samarkand. Kemudian
mengadakan serangan – serangan ke sebelah Barat dan menguasai daerah Delhi dan
Laut Marmara. Dinasti Timur Lenk berkuasa sampai pertengahan abad ke XV.
Kedatangannya membawa pengahcuran. Ia melakukan pembunuhan massal di kota –
kota yang tidak mau menyerah tetapi melawan kedatangannya. Di kota –kota yang
telah ditundukkan ia membangun piramid dari tengkorak rakyat yang dibunuh.
Dimanapun ia datang, ia membawa kehancuran.
·
Di
Mesir Khilafah Fatimiah digantikan oleh Dinasti Salahudin Al Ayubi. Kemudian
Mesir kembali masuk ke aliran Sunni. Aliran Syiah hilang dengan hilangnya
Khilafah Fatimiah.
·
Dinasti
Al-Ayubi jatuh ditahun 1250 M dan kekuasaan di Mesir berpindah tangan ke kaum Mamluk.
Kaum ini berasal dari budak – budak yang mendapat kedudukan tinggi dalam
pemerintahan Mesir. Sultan yang pertama adalah Aybak, dan salah satu yang
termasyhur adalah Sultan Baybars. Kaum Mamluk berkuasa di Mesir sampai tahun
1517 M, mereka membebaskan Mesir dan Suria dari serangan kaum Mongol di bawah
pimpinan Hulaghu dan Timur Lenk, sehingga Mesir terlepas dari penghancuran
seperti yang terjadi di dunia Islam lain.
·
Di
Spanyol timbul peperangan antara dinasti – dinasti Islam yang ada disana dengan
Raja – Raja kristen dengan memakai politik adu domba. Sebaliknya Raja – raja
keristen itu bersatu untuk mengalahka Dinasti Islam. Cordova (1238M), Seville
(1248), Granada (1492M) jatuh di tahun –tahun tersebut. Orang – orang Islam
dihadapkan pada 2 pilihan, masuk Kristen (keluar dari Islam) atau keluar dari
spanyol. Di tahun 1609 M boleh dikatakan
tidak ada lagi orang Islam di Spanyol.
Di masa kemunduran 1 ini,
desentralisasi dan disintegrasi dalam dunia Islam meningkat. Di zaman inilah
khalifah Islam hancur secara formal. Perbedaan antara kaum Sunni dan Syiah
menjadi bertambah nyata terlihat. Tetapi sebaliknya, Islam mendapat pemeluk –
pemeluk baru di daerah –daerah yang selama ini belum pernah dimasuki Islam.
2. Masa 3 Kerajaan Besar
Masa ini di bagi ke dalam 2 fase, yaitu
: Fase kemajuan dan Fase kemunduran.
a.
Fase Kemajuan
(1500-1700)
Fase
Kemajuan ini merupakan Kemajuan Islam II. Tiga Kerajaan Besar yang dimaksud
adalah : Kerajaan Usmani(Ottoman) di
Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India.
·
Sultan
Muhammad Al-Fatih (1451-1481M) dari Kerajaan
Usmani yang mengalahkan Kerajaan Bizantium dengan menduduki Istambul di
tahun 1453 M. Ekspansi berjalan ke arah Barat dengan lancar. Tetapi di zaman
Sultan Salim perhatian dialihkan ke arah timur. Persia mulai di serang dan
dapat dikalahkan dan dipukul mundur. Setelah menguasai Suria, sultan salim
merebut Mesir dari tangan Dinasti Mamluk. Cairo jatuh di tahun 1517 M.
Masa Kejayaan :
Litertur dalam bahasa Turki di zaman ini mulai muncul. Dalam bidang arsitek
sultan –sultan mendirikan istana, mesjid ( diantaranya : masjid Ayu Sofia
mulanya adalah gereja kemudian diubah menjadi masjid, Masjid Sulaiman di
Istambul, Masjid Muhammad Ali di Cairo) dan benteng.
·
Sementara
itu di Persia muncul satu dinasti baru yang kemudian merupakan suatu Kerajaan
Besar di dunia Islam. Dinasti ini berasal dari seorang sufi Syeikh
Safiudin(1252-1335M) dari Ardabil (Azarbaijan) yang beraliran syiah dan
mempunyai pengaruh besar di daerah itu. Cucunya, yaitu Syekh Ismail Safawi dapat
mengalahkan Dinasti – dinasti lain terutama dari Turki. Sehingga akhirnya Dinasti Safawi dapat menguasai seluruh
daerah Persia. Di sebelah barat kerajaan Safawi berbatasan dengan Kerajaan
Usmani, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kerajaan Mughal. Diantar sultan – sultan besar selain
Syaikh Ismail, terdapat juga Syaikh Tahmasp, dan Syaikh Abbas, kemudia setelah
itu raja – raja Safawi tidak ada yang kuat lagi dan akhirnya dapat dijatuhkan
oleh Nadhir Syah(kepala suku bangsa Turki di Persia kala itu).
Masa Kejayaan :
Bahasa Urdu meningkat menjadi Bahasa Literatur menggantikan Bahasa Persia. Gedung bersejarah yang ditinggalkan
pada periode ini antara lain : Taj Mahal
di Agra, Benteng Merah, Jama Masjid, istana, gedung dan makam yang indah.
·
Kerajaan
Mughal di India, Delhi sebagai ibukota nya di dirikan oleh Zahiruddin
Babur(1482-1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. 4 tahun kemudian India
tegah dapat dikuasainya. Humayun 1530-1556 M (anaknya) menggabungkan Malwa dan
Gujarat ke daerah daerah yang dikuasai Mughal. Dan Akbar 1556-1606 M (anaknya)
menaklukan raja – raja India yang masih ada pada waktu itu. Sultan – sultan
besar sesudah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627M), Syah Jehan (1628-1658 M)
dan Aurangzeb (1659-1707 M). Sesudah itu sultan sultan lemah yang memimpin dan
tidak dapat mempertahankan kelanjutan Kerajaan Mughal.
Masa Kejayaan : masjid Besar
Isfahan yang dibangun untuk Syah Akbar.
Masing
– masing dari ketiga Kerajaan Besar ini mempunyai masa kejayaan sendiri
terutama dalam bentuk literatur dan arsitek.
b.
Fase Kemunduran
II (1700 – 1800 M)
Sesudah Sulaiman Al-Qanuni, kerajaan
Usmani tidak lagi mempunyai sultan-sultan yang kuat. Kerajaan ini mulai
memasuki fase kemundurannya di abad ke 17 M. Di dalam negeri timbul
pemberontakan-pemberontakan, seperti di Syiria di bawah pimpinan Kurdi
Jumbulat, di Lebanon di bawah pimpinan Druze Amir Fakhruddin. Dengan
negara-negara tetangga terjadi peperangan seperti Venitia (1645-1664 M) dan
dengan Syah Abbas dari Persia. Jenissary, nama yang diberikan kepada tentara
Usmani juga memberontak.
Sultan-sultan berada di bawah
kekuasaan Harem. Sementara di Eropa mulai pula timbul negara-negara yang kuat,
sedang Rusia dibawah Peter yang Agung telah pula berubah menjadi negara yang
maju. Dalam peperangan dengan negara-negara ini kerajaan Usmani mengalami
kekalahan-kekalahan dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit demi
sedikit. Misalnya Yunani memperoleh kemerdekaannya kembali di tahun 1829 M dan
Rumania lepas di tahun 1856.
Demikian pula yang lain mengikuti,
sehingga akhirnya sesudah Perang Dunia I daerah Kerajaan Usmani yang demikian
dahulu luas kini hanya mencakup Asia Kecil dan sebagian kecil dari daratan
Eropa Timur. Kerajaan Usmani lenyap dan sebagai gantinya timbul Republik Turki
di tahun 1924 M.
Sementara itu Inggris telah pula
turut memainkan peranan dalam politik India dan
menguasai India di tahun 1857 M. Sampai tahun 1947 M India menjadi
jajahan Inggris. Pada masa ini kekuatan militer dan politik umat Islam semakin
menurun. Perdagangan dan ekonomi umat Islam, dengan hilangnya monopoli dagang
antara Timur dan Barat dari tangan mereka, jatuh. Dimasa ini kekuatan militer
dan politik umat Islam menurun. Ilmu pengetahuan di dunia Islam dalam keadaan
stagnasi. Tarikat-tarikat diliputi oleh suasana khurafat dan superstisi. Umat
Islam dipengaruhi oleh sikap fatalistis. Dunia Islam dalam keadaan mundur dan
statis.
Sementara Eropa dengan
kekayaan-kekayaan yang diangkut dari Amerika dan laba dari dagang langsung
dengan Timur Jauh bertambah kaya dan maju. Penetrasi Barat, yang kekuatannya
bertambah besar, ke dunia Islam yang didudukinya, kian lama bertambah mendalam. Akhirnya di tahun 1798 M Napoleon
menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat Islam yang terpenting. Jatuhnya pusat
Islam ke tangan barat, menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan
menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban yang lebih tinggi
dari peradaban Islam.
III.
PERIODE
MODERN 1800M
Periode ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Ekspedisi
Napoleon di Mesir yang berakhir ditahun 1801 M, membuka mata dunia Islam,
terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping
kemajuan dan kekuatan Barat. Para ulama Islam mulai berfikir mencari jalan
untuk mengembalikan Balance of power yang
telah pincang dan membahayakan Islam kala itu. Pada periode klasik Islam sedang
menaik dan barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam sedang
dalam kegelapan dan barat sedang menaik. Kalau dulu Barat yang belajar dari Islam,
kini Islam yang belajar dari Barat.
Dengan demikian timbullah apa yang
disebut pemikiran dan aliran pembaruan atau modernisasi dalam Islam. Para ulama
Islam mengeluarkan pemikiran bagaimana caranya membuat umat Islam maju kembali
seperti di Periode Klasik.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kemajuan-kemajuan
yang telah berabad-abad lamanya dibangun, runtuh begitu mudahnya disebabkan
oleh para pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Faktor kemunduran islam
terbagi kepada dua faktor :
A. Faktor internal
·
Keruntuhan Islam sering disebabkan oleh para pemimpin tidak bertanggung
jawab
·
Pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengincar kekuasaan
·
Kemungkinan terjadinya desentralisasi dan pembagian kekuasaan di
daerah-daerah.
·
Menerapkan pajak berlebihan menjadi kebijakan favorit yang dibebankan
kepada semua rakyat tak terkecuali.
B. Faktor eksternal
·
Pengaruh negative dari aliran-aliran pikiran periode sebelumnya.
·
Pengaruh perang bumi hangus yang dilancarkan oleh bangsa Tartat dari Timur
dan serangan Tentara Salib Nasrani dari Barat.
Dari
gambaran diatas Islam bagaikan roda berputar, adakalanya dibawah dan adakalanya
diatas, begitu pula yang terjadi pada perkembangan Islam. Ada kemajuan pasti
ada kemunduran. Tetapi kemajuan ini telah dihancurkan oleh orang Islam sendiri
dengan prilakunya yang tidak mencerminkan sebagai seorang muslim. Masa
kemunduran (1250-1500 M) terkait dengan bangsa Mongol dan dinasti Ilkhan,
serangan Timur Lenk dan dinasti Mamalik di Mesir.
DAFTAR
PUSTAKA
Nasution Harun, 2011 Islam
Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, h. 50-86, UI Press, Jakarta.