Sabtu, 18 Oktober 2014

P S I

ASPEK SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah “Pengantar Studi Islam”
Dosen Pengampu : Dr. Dimyati, M.Ag

Disusun oleh :
                                                Atika Kheirini Selsy                 (11140182000008)
                                                Nabilah Zata Yumni Fitri         (111401820000)
                                                Syahrina Rahmaniah                (11140182000028)


Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2014


KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirrobilalamin. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aspek Sejarah dan Kebudayaan Islam” dalam mata kuliah “Pengantar Manajemen Pendidikan” tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan supaya mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan ke dalam tindakan real berupa makalah, karya ilmiah, skripsi, thesis dan desertasi.
Kemudian penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
                Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penyusun. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.

                                                                                                            Ciputat, 29 September 2014
                                                                                   
                                                                                                                        Penyusun















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I  : PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Penulisan................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................... 1
D. Metode Penulisan................................................................... 2
E. Sistematika Penulisan............................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN................................................................... 3
A. Periode Klasik : 650 – 1250 M.............................................. 3
B
. Periode Pertengahan : 1250 – 1800 M................................... 6
C. Periode Modern : 1800 M...................................................... 9
            BAB III : PENUTUP.............................................................................. 10
Kesimpulan................................................................................. 10
Daftar Pustaka........................................................................................ 11


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
      Tahun Islam dimulai dengan hijrah Nabi Muhammad SAW dari mekkah ke madinah di tahun 622 M. DI Mekkah terdapat kekuasaan kaum Quraisy yang kuat dan yang pada waktu itu belum dapat dipatahkan Islam. Di Medinnah sebaliknya tidak terdapat kekuasaan ditangan beliau, Islampun lebih mudah dapat disebarkan sehingga akhirnya Islam pernah menguasai daerah – daerah yang dimulai dari Spanyol di sebelah Barat sampai ke Filipina di sebelah Timur, dan dari Afrika Tengah disebelah Selatan sampai ke Danau Aral di sebelah Utara.
      Sejarah Islam sekarang telah berjalan dekat 14 abad lamanya. Sebagai halnya dengan sejarah setiap umat, sejarah Islam dapat dibagi ke dalam periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas, maka pemakalah dapat merumuskan pembahasan, sebagai berikut :
1.      Apa saja yang terjadi dalam Periode Klasik, Periode Pertengahan dan Periode Modern ?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
a.       Untuk mengetahui dan memahami apa saja yang terjadi dalam Periode Klasik, Periode Pertengahan, dan Periode Modern.
2.      Tujuan Khusus
Yaitu untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pengantar Studi Islam.



D.  Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode untuk memperoleh hasil data, yaitu :
a.      Metode Studi Pustaka
Dalam metode ini, para penulis mengadakan tinjauan langsung ke perpustakaan secara terperinci untuk mengumpulkan data yang menjadi sumber tertulis, seperti buku bacaan yang referensinya sesuai judul makalah
b.      Metode Diskusi
Dalam metode ini, para penulis berdiskusi atau saling tukar pikiran dengan teman.
c.       Metode Elektronik
Dalam metode ini, para penulis menggunakan media elektronik sebagai salah satu penyelesaian makalah serta mencari sumber bacaan yang berkualitas di internet.
E.   Sistematika Penulisan
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyusun secara sistematis supaya isi makalah dapat dipahami. Makalah ini terdiri dari 3 BAB, yaitu :
                                                       I.            Pendahuluan, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
                                                    II.            Pembahasan, membahas Periode Klasik : 650 – 1250 M, Periode Pertengahan : 1250 – 1800 M, Periode Modern : 1800 M
                                                 III.            Penutup, yaitu kesimpulan




BAB II
PEMBAHASAN
I.                   PERIODE KLASIK

Periode pertama, atau periode Klasik dimulai dari masa Rasulullah hingga jatuhnya pemerintahan Bani Abbas di Baghdad. Periode ini ditandai dengan upaya perintisan perkembangan dan kemajuan puncak yang pertama peradaban Islam (650-1000 M). Berikutnya masa disintegrasi (1000-1250 M). Periode klasik ini diwakili oleh kekhalifahan Nabi Muhammad di Haramain (Makkah dan Madinah), Khulafa’ al-Rasyidin di Madinah, Dinasti Bani Umayyah di Damaskus, dan kemudian Dinasti Bani Abbas di Baghdad. Pada periode ini, masa dan prestasinya lebih banyak daripada periode-periode yang lain.
Pada periode klasik (650-1250 M), Islam mengalami dua fase penting :
1)      Fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M).Di fase inilah Islam di bawah kepemimpinan para khalifah mengalami perluasan pengaruh yang sangat signifikan, kearah barat melalui Afrika Utara Islam mencapai Spanyol dan ke arah timur melalui Persia Islam sampai ke India.
2)      Fase disintegrasi (1000-1250 M) yang ditandai dengan perpecahan dan kemunduran politik umat Islam hingga berpuncak pada terenggutnya Baghdad oleh bala tentara Hulagu di tahun 1258 M.
a.      Masa Nabi Muhammad
            Nabi Muhammad menerima wahyu dari Malaikat Jibril ketika beliau berusia 40 tahun, pada mulanya beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi kepada keluarga dan sahabat dekat beliau. Sehingga mereka meyatakan masuk Islam dan dikenal sebagai “Assabiquna al-Awwaluun”. Kemudian turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka dan mendapat dukungan dari pamannya, akan tetapi beliau mendapatkan tantangan dari kaum Quraisy, semakin banyak pengikut Nabi Muhammad, semakin gencar mereka mencegah dakwah Rasulullah Saw. Beliau tetap pada pendiriannya.
b.      Masa Kepemimpinan Khilafah Rasyidah
            Setelah Rasulullah Saw meninggal dunia pada tahun 632 M, beliau digantikan oleh keempat orang sahabat terdekat, yakni Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Mereka kemudian dikenal dengan Khulafa’ al-Rasyidin, berarti para khalifah yang mendapat petunjuk dari Allah. Disebut demikian oleh karena, dibanding dengan rata-rata khalifah setelahnya, mereka masih konsisten menjaga apa yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw berupa akhlak dan petunjuk-petunjuk Allah khususnya dalam menjalankan kekhalifahannya.
            Abu bakar menjadi khalifah pertama yang menggantikan Rasulullah Saw melalui musyawarah oleh para tokoh dari kaum muhajirin dan anshar yang kemudian membaiatnya. Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk kepada pemerintah Madinah, mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad Saw, dengan sendirinya batal setelah Nabi wafat. Karena sikap keras dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu bakar menyelesaikan persoalan ini dengan perang Riddah (perang melawan kemurtadan).
Ketika Abu Bakar sakit dan merasa dekat dengan ajalnya, Abu Bakar bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya. Di zaman Umar inilah gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, sehingga wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia dan Mesir. Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Umar tidak menempuh jalan yang dilakukan oleh Abu Bakar. Dia menunjuk enam orang sahabat untuk bermusyawarah sehingga terpilihlah Usman sebagai khalifah.
            Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun, di Masa pemerintahan Usman (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai disini. Kepemimpinan Usman berbeda dengan kepemimpinan Umar, ini mungkin karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Salah satu faktor yang menyebabkan rakyat kecewa dengan kepemimpinan Usman adalah kebijakannya yang mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi.
            Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali, Ali memerintah hanya enam tahun. Selama pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Dia yakin bahwa pemberontakan terjadi karena para gubernur yang diangkat oleh Usman, sehingga Ali memecat mereka. Ali juga menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan Aisyah karena Ali tidak mau menghukum pembunuh Usman. Bersamaan dengan itu kebijakan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Akhirnya pasukan Ali bertemu dengan pasukan Mu’awiyah di Shiffin yang diakhiri dengan tahkim (arbitrase). Tapi tahkim tidak menyelesaikan masalah sehingga muncul golongan yang keluar dari barisan Ali (Khawarij) yang mana Ali dibunuh oleh salah satu anggota khawarij ini.
c.       Khilafah Bani Umayyah
            Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah. Pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Kekahalifahan Bani Umayyah diperoleh melalui kekrasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Kepemimpinan ini dimulai ketika Mu’awiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Mu’awiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Byzantium.
Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota negara dipindahkan dari Madinah ke Damaskus. Tempat ia berkuasa sebagai gubernur sebelumnya. Khalifah-khalifah besar Dinasti Bani Umayyah ini adalah Mu’awiyah ibn Abi Sufyan (661-680 M), Abd al-Malik ibn Marwan (685-705 M), al-Walid ibn Abdul Malik (705-715 M), Umar ibn Abdul Aziz (717-720 M), dan Hasyim ibn Abdul al-Malik (724-743 M).
            Ekpansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh dinasti ini. Di zaman Mu’awiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Disebelah timur, Mu’awiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afghanistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan ke ibukota Byzantium, Konstantinopel. Kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik, dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand.
            Ekspansi ke Barat secara besar-besaran dilanjutkan oleh al-Walid ibn Abdul Malik. Mulai dari ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditaklukkan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam. Dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko dan benua Eropa. Ditempat yang sekarang dikenal dengan Gibraltar (jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Kemudian menyusul dengan kota-kota lain seperti Seville, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibukota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova.
            Dengan keberhasilan Ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afghanistan, Pakistan, Purkmenia, Uzbek dan Kirgis di Asia Tengah.
d.      Khilafah Bani Abbas
            Kekuasaan dinasti Bani Abbas, atau Khilafah Abbasiyah, sebagaimana disebutkan untuk melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa diansti ini adalah keturunan al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Shaffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari tahun 132 H (750 M) s.d. 656 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya.
            Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbas mencapai masa keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Pada mulanya ibukota negara adalah al-Hasyimiyah, dekat Kufah. Namun, untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri itu, al-Mansyur memindahkan ibukota negara ke kota yang baru dibangunnya, Baghdad, dekat bekas ibukota Persia, Ctesiphon, tahun 762 M.
            Masa ini juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan (di bidang agama maupun non agama) dan kebudayaan. Dalam bidang hukum dikenal para imam mazhab seperti Malik, Abu Hanifah, Syafi’I dan Ibn Hanbali. Di bidang teologi dikenal tokoh-tokoh, seperti Abu Hasan al-Asy’ari, al-Maturidi, Wasil Ibn Atha’ al-Mu’tazili, Abu al-Huzail, al-Nazzam dan al-Juba’i. dibidang ketasawufan dikenal Dzunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami, al-Hallaj dan lainnya lagi. Sementar dalam bidang filsafat dan Ilmu Pengetahuan, kita mengenal al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Maskawih, Ibn al-Haytsam, Ibn Hayyan, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi.Perguruan Tinggi yang didirikan dizaman ini adalah Bait Al Hikmah di Baghdad dan Al Azhar di Kairo yang hingga kini masih harum namanya sebagai universitas Islam yang tertinggi diseluruh dunia.
            Demikianlah kemajuan politik dan kebudayaan yang pernah dicapai oleh pemerintahan Islam pada masa klasik, kemajuannya yang tidak ada tandingannya di kala itu. Pada masa ini, kemajuan politik berjalan seiring dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan, sehingga Islam mencapai masa keemasan, kejayaan dan kegemilangan. Masa ini mencapai puncaknya terutama pada masa kekuasaan Bani Abbas periode pertama, Namun sayang, setelah periode ini berakhir, Islam mengalami masa kemunduran.
e.       Masa Disintegrasi
            Masa disintegrasi (1000-1250 M) dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada akhir zaman bani umayyah, tetapi memuncak di zaman Bani Abbasiyah. Wilayah kekuasaan Bani Umayyah, dari awal berdirinya sampai masa keruntuhannya, sejajar dengan batas-batas wilayah kekuasaan Islam. Hal ini tidak seluruhnya benar untuk diterapkan pada pemerintahan Bani Abbas. Kekuasaan dinasti ini tidak pernah diakui di Spanyol dan seluruh Afrika Utara, kecuali Mesir yang bersifat sebentar-sebentar dan kebanyakan bersifat nominal. Secara riil, daerah-daerah itu berada di bawah kekuasaan gubernur-gubernur propinsi bersangkutan. Hubungannya dengan khalifah ditandai dengan pembayaran upeti. Akibat kebijakan yang lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari persoalan politik itu, propinsi-propinsi tertentu di pinggiran mulai lepas dari genggaman penguasa Bani Abbas.
            Pada masa pemerintahan Bani Abbas, tidak ada usaha untuk merebut jabatan khilafah dari tangan Bani Abbas. Yang ada hanyalah usaha merebut kekuasaannya  dengan membiarkan jabatan khalifah tetap dipegang Bani Abbas,. Hal ini terjadi karena khalifah sudah dianggap sebagai jabatan keagamaan yang sakral dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Sedangkan kekuasaan dapat didirikan di pusat maupun di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan dalam bentuk dinasti-dinasti kecil yang merdeka. Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah tetap diakui, tetapi kekuasaan dipegang oleh sultan-sultan Buwaihi. Kekuasaan dinasti Buwaihi atas Baghdad kemudian dirampas oleh Dinasti Seljuk. Seljuk adalah seorang pemuka suku bangsa Turki yang berasal dari Turkestan. Saljuk dapat memperluas daerah kekuasaan mereka sampai ke daerah yang dikuasai dinasti Buwaihi. Dan semenjak itu sampai sekarang Asia kecil menjadi daerah Islam.
            Dengan jatuhnya asia kecil ke tangan Dinasti Seljuk, jalan naik haji ke Palestina bagi umat Kristen di Eropa menjadi terhalang. Untuk membuka jalan itu kembali Paus Urban II berseru kepada umat Kristen di Eropa di tahun 1095 M supaya mengadakan perang suci terhadap Islam. Perang salib pertama terjadi antara tahun 1096 M dan 1099 M, perang salib kedua antara tahun 1147 M dan 1149 M yang diikuti lagi oleh beberapa perang salib lainnya, tetapi tidak berhasil merebut palestina dari kekuasaan Islam.
            Di abad duapuluh inilah baru palestina jatuh ke tangan Inggris sesudah kalahnya Turki dalam perang dunia pertama. Perpecahan di kalangan umat Islam menjadi besar. Ekspansi Islam di zaman ini meluas ke daerah yang di kuasai Byzantium di barat, ke daerah pedalaman di timur dan Afrika melalui gurun Sahara di selatan. Dinasti seljukah meluaskan daerah Islam sampai ke Asia kecil dan dari sana kemudian diperluas lagi oleh dinasti Usmani ke Eropa timur. Di India Ekspansi Islam diteruskan oleh Dinasti Gaznaw.

II.                PERIODE PERTENGAHAN 1250 – 1800 M

Periode ini dibagi ke dalam 2 masa, yaitu : Masa Kemunduran I dan Masa 3 Kerajaan Besar.
1.      Masa Kemunduran I : 1250 – 1500 M
Pada masa ini, terjadi peperangan dan usaha - usaha untuk menaklukan dan  menjatuhkan  kerjaan Islam di berbagai daerah. Berikut adalah berbagai upaya penaklukan yang dilakukan.
·         Di zaman ini Jengis Khan dan keturunannya datang membawa pengahncuran ke dunia Islam. Jengis Khan berasal dari Mongolia. Setelah menduduki Peking di tahun 1212 M, ia mengalihkan serangan – serangannya ke arah Barat. Satu demi satu kerajaan – kerajaan Islam jatuh ke tangannya, kemudian meneruskan serangan – serangannya ke Eropa dan Rusia.
·         Serangan ke Baghdad dilakukan oleh cucunya, Hulagu Khan. Setelah mengalahkan Khurasan di Persia, kemudian ia menghancurkan Hasy-syasyin di Alumut. Perintah untuk menyerah diabaikan oleh Khalifah Musta’sim dan kota Baghdad di kepung. Dan akhirnya Benteng ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan. Khalifah, keluarga dan penduduk dibunuh. Kemudian Hulagu meneruskan serangannya ke Suria, kemudian memasuki Mesir. Baghdad dan daerah yang ditaklukan Hulagu selanjutnya diperintah oleh Dinasti Ilkhan, yang merupakan gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai Dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia Kecil di Barat dan di India Timur. Kerajaan yang dibentuk Hulagu akhirnya pecah menjadi beberapa kerajaan kecil, diantaranya Kerajaan Jaylar dengan ibukota Baghdad, Kerajaan Salghari dan Kerajaan Muzaffari di Paris.
·         Timur Lenk (masih keturunan Jengis Khan) dapat menguasai Samarkand. Kemudian mengadakan serangan – serangan ke sebelah Barat dan menguasai daerah Delhi dan Laut Marmara. Dinasti Timur Lenk berkuasa sampai pertengahan abad ke XV. Kedatangannya membawa pengahcuran. Ia melakukan pembunuhan massal di kota – kota yang tidak mau menyerah tetapi melawan kedatangannya. Di kota –kota yang telah ditundukkan ia membangun piramid dari tengkorak rakyat yang dibunuh. Dimanapun ia datang, ia membawa kehancuran.
·         Di Mesir Khilafah Fatimiah digantikan oleh Dinasti Salahudin Al Ayubi. Kemudian Mesir kembali masuk ke aliran Sunni. Aliran Syiah hilang dengan hilangnya Khilafah Fatimiah.
·         Dinasti Al-Ayubi jatuh ditahun 1250 M dan kekuasaan di Mesir berpindah tangan ke kaum Mamluk. Kaum ini berasal dari budak – budak yang mendapat kedudukan tinggi dalam pemerintahan Mesir. Sultan yang pertama adalah Aybak, dan salah satu yang termasyhur adalah Sultan Baybars. Kaum Mamluk berkuasa di Mesir sampai tahun 1517 M, mereka membebaskan Mesir dan Suria dari serangan kaum Mongol di bawah pimpinan Hulaghu dan Timur Lenk, sehingga Mesir terlepas dari penghancuran seperti yang terjadi di dunia Islam lain.
·         Di Spanyol timbul peperangan antara dinasti – dinasti Islam yang ada disana dengan Raja – Raja kristen dengan memakai politik adu domba. Sebaliknya Raja – raja keristen itu bersatu untuk mengalahka Dinasti Islam. Cordova (1238M), Seville (1248), Granada (1492M) jatuh di tahun –tahun tersebut. Orang – orang Islam dihadapkan pada 2 pilihan, masuk Kristen (keluar dari Islam) atau keluar dari spanyol.  Di tahun 1609 M boleh dikatakan tidak ada lagi orang Islam di Spanyol.
            Di masa kemunduran 1 ini, desentralisasi dan disintegrasi dalam dunia Islam meningkat. Di zaman inilah khalifah Islam hancur secara formal. Perbedaan antara kaum Sunni dan Syiah menjadi bertambah nyata terlihat. Tetapi sebaliknya, Islam mendapat pemeluk – pemeluk baru di daerah –daerah yang selama ini belum pernah dimasuki Islam.
2.      Masa 3 Kerajaan Besar
Masa ini di bagi ke dalam 2 fase, yaitu : Fase kemajuan dan Fase kemunduran.
a.      Fase Kemajuan (1500-1700)
Fase Kemajuan ini merupakan Kemajuan Islam II. Tiga Kerajaan Besar yang dimaksud adalah : Kerajaan Usmani(Ottoman) di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India.
·         Sultan Muhammad Al-Fatih (1451-1481M) dari Kerajaan Usmani yang mengalahkan Kerajaan Bizantium dengan menduduki Istambul di tahun 1453 M. Ekspansi berjalan ke arah Barat dengan lancar. Tetapi di zaman Sultan Salim perhatian dialihkan ke arah timur. Persia mulai di serang dan dapat dikalahkan dan dipukul mundur. Setelah menguasai Suria, sultan salim merebut Mesir dari tangan Dinasti Mamluk. Cairo jatuh di tahun 1517 M.
Masa Kejayaan : Litertur dalam bahasa Turki di zaman ini mulai muncul. Dalam bidang arsitek sultan –sultan mendirikan istana, mesjid ( diantaranya : masjid Ayu Sofia mulanya adalah gereja kemudian diubah menjadi masjid, Masjid Sulaiman di Istambul, Masjid Muhammad Ali di Cairo) dan benteng.
·         Sementara itu di Persia muncul satu dinasti baru yang kemudian merupakan suatu Kerajaan Besar di dunia Islam. Dinasti ini berasal dari seorang sufi Syeikh Safiudin(1252-1335M) dari Ardabil (Azarbaijan) yang beraliran syiah dan mempunyai pengaruh besar di daerah itu. Cucunya, yaitu Syekh Ismail Safawi dapat mengalahkan Dinasti – dinasti lain terutama dari Turki. Sehingga akhirnya Dinasti Safawi dapat menguasai seluruh daerah Persia. Di sebelah barat kerajaan Safawi berbatasan dengan Kerajaan Usmani, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kerajaan Mughal. Diantar sultan – sultan besar selain Syaikh Ismail, terdapat juga Syaikh Tahmasp, dan Syaikh Abbas, kemudia setelah itu raja – raja Safawi tidak ada yang kuat lagi dan akhirnya dapat dijatuhkan oleh Nadhir Syah(kepala suku bangsa Turki di Persia kala itu).
Masa Kejayaan : Bahasa Urdu meningkat menjadi Bahasa Literatur menggantikan Bahasa   Persia. Gedung bersejarah yang ditinggalkan pada periode ini antara lain :  Taj Mahal di Agra, Benteng Merah, Jama Masjid, istana, gedung dan makam yang indah.
·          Kerajaan Mughal di India, Delhi sebagai ibukota nya di dirikan oleh Zahiruddin Babur(1482-1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. 4 tahun kemudian India tegah dapat dikuasainya. Humayun 1530-1556 M (anaknya) menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah daerah yang dikuasai Mughal. Dan Akbar 1556-1606 M (anaknya) menaklukan raja – raja India yang masih ada pada waktu itu. Sultan – sultan besar sesudah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627M), Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb (1659-1707 M). Sesudah itu sultan sultan lemah yang memimpin dan tidak dapat mempertahankan kelanjutan Kerajaan Mughal.
Masa Kejayaan : masjid Besar Isfahan yang dibangun untuk Syah Akbar.
Masing – masing dari ketiga Kerajaan Besar ini mempunyai masa kejayaan sendiri terutama dalam bentuk literatur dan arsitek.
b.      Fase Kemunduran II (1700 – 1800 M)
            Sesudah Sulaiman Al-Qanuni, kerajaan Usmani tidak lagi mempunyai sultan-sultan yang kuat. Kerajaan ini mulai memasuki fase kemundurannya di abad ke 17 M. Di dalam negeri timbul pemberontakan-pemberontakan, seperti di Syiria di bawah pimpinan Kurdi Jumbulat, di Lebanon di bawah pimpinan Druze Amir Fakhruddin. Dengan negara-negara tetangga terjadi peperangan seperti Venitia (1645-1664 M) dan dengan Syah Abbas dari Persia. Jenissary, nama yang diberikan kepada tentara Usmani juga memberontak.
            Sultan-sultan berada di bawah kekuasaan Harem. Sementara di Eropa mulai pula timbul negara-negara yang kuat, sedang Rusia dibawah Peter yang Agung telah pula berubah menjadi negara yang maju. Dalam peperangan dengan negara-negara ini kerajaan Usmani mengalami kekalahan-kekalahan dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit. Misalnya Yunani memperoleh kemerdekaannya kembali di tahun 1829 M dan Rumania lepas di tahun 1856.
            Demikian pula yang lain mengikuti, sehingga akhirnya sesudah Perang Dunia I daerah Kerajaan Usmani yang demikian dahulu luas kini hanya mencakup Asia Kecil dan sebagian kecil dari daratan Eropa Timur. Kerajaan Usmani lenyap dan sebagai gantinya timbul Republik Turki di tahun 1924 M.
            Sementara itu Inggris telah pula turut memainkan peranan dalam politik India dan  menguasai India di tahun 1857 M. Sampai tahun 1947 M India menjadi jajahan Inggris. Pada masa ini kekuatan militer dan politik umat Islam semakin menurun. Perdagangan dan ekonomi umat Islam, dengan hilangnya monopoli dagang antara Timur dan Barat dari tangan mereka, jatuh. Dimasa ini kekuatan militer dan politik umat Islam menurun. Ilmu pengetahuan di dunia Islam dalam keadaan stagnasi. Tarikat-tarikat diliputi oleh suasana khurafat dan superstisi. Umat Islam dipengaruhi oleh sikap fatalistis. Dunia Islam dalam keadaan mundur dan statis.
            Sementara Eropa dengan kekayaan-kekayaan yang diangkut dari Amerika dan laba dari dagang langsung dengan Timur Jauh bertambah kaya dan maju. Penetrasi Barat, yang kekuatannya bertambah besar, ke dunia Islam yang didudukinya, kian lama bertambah  mendalam. Akhirnya di tahun 1798 M Napoleon menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat Islam yang terpenting. Jatuhnya pusat Islam ke tangan barat, menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban yang lebih tinggi dari peradaban Islam.

III.             PERIODE MODERN  1800M

            Periode ini merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir ditahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Para ulama Islam mulai berfikir mencari jalan untuk mengembalikan Balance of power yang telah pincang dan membahayakan Islam kala itu. Pada periode klasik Islam sedang menaik dan barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam sedang dalam kegelapan dan barat sedang menaik. Kalau dulu Barat yang belajar dari Islam, kini Islam yang belajar dari Barat.
            Dengan demikian timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaruan atau modernisasi dalam Islam. Para ulama Islam mengeluarkan pemikiran bagaimana caranya membuat umat Islam maju kembali seperti di Periode Klasik.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

            Kemajuan-kemajuan yang telah berabad-abad lamanya dibangun, runtuh begitu mudahnya disebabkan oleh para pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Faktor kemunduran islam terbagi kepada dua faktor :
A. Faktor internal
·                     Keruntuhan Islam sering disebabkan oleh para pemimpin tidak bertanggung jawab
·                     Pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengincar kekuasaan
·                     Kemungkinan terjadinya desentralisasi dan pembagian kekuasaan di daerah-daerah.
·                     Menerapkan pajak berlebihan menjadi kebijakan favorit yang dibebankan kepada semua rakyat tak terkecuali.
B. Faktor eksternal
·                     Pengaruh negative dari aliran-aliran pikiran periode sebelumnya.
·                     Pengaruh perang bumi hangus yang dilancarkan oleh bangsa Tartat dari Timur dan serangan Tentara Salib Nasrani dari Barat.
            Dari gambaran diatas Islam bagaikan roda berputar, adakalanya dibawah dan adakalanya diatas, begitu pula yang terjadi pada perkembangan Islam. Ada kemajuan pasti ada kemunduran. Tetapi kemajuan ini telah dihancurkan oleh orang Islam sendiri dengan prilakunya yang tidak mencerminkan sebagai seorang muslim. Masa kemunduran (1250-1500 M) terkait dengan bangsa Mongol dan dinasti Ilkhan, serangan Timur Lenk dan dinasti Mamalik di Mesir.


DAFTAR PUSTAKA
Nasution Harun, 2011 Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I,  h. 50-86, UI Press, Jakarta.